Ditengah Reruntuhan Gaza, Semangat Ratusan Warga Palestina Buka Puasa Pertama Ramadan

Suasana kehangatan warga Palestina saat berbuka puasa perdana Ramadan 1446 H, di antara reruntuhan bangunan, di Rafah, Jalur Gaza selatan, 1 Maret 2025. (Reuters/Hatem Khaled)
Iklan Pemilu

AXIALNEWS.id | Semangat kebersamaan ditunjukkan ratusan warga Palestina dengan buka puasa pertama Ramadan 1446 H ditengah reruntuhan bangunan disebabkan perang Israel dan Hamas.

Warga Palestina di Rafah, Gaza Selatan, kompak menjalani buka puasa pertama di tengah reruntuhan bangunan disebabkan perang yang berlangsung sejak Oktober 2023.

Meskipun gencatan senjata diberlakukan selama bulan suci Ramadan dan Paskah, banyak bangunan masih hancur, menciptakan suasana yang penuh tantangan bagi masyarakat.

Dalam kondisi yang sulit ini, warga terpaksa berbuka puasa dengan makanan seadanya, berkumpul di antara puing-puing untuk berbagi kebahagiaan. Ratusan warga terlihat berkumpul untuk berbuka puasa bersama di lokasi-lokasi yang hancur di Rafah.

Meskipun ada kekhawatiran akan berlanjutnya konflik, mereka bersyukur atas gencatan senjata yang memungkinkan mereka untuk berbuka puasa dengan relatif tenang.

Seorang warga setempat menyatakan, “Kami sangat bersyukur bisa berbuka puasa tanpa suara ledakan yang menghantui kami. Ini adalah momen yang sangat berarti bagi kami.”

Baca Juga  Bobby Nasution & Wapres Hadiri Ikrar Merajut Keberagaman Nusantara

Hari pertama bulan suci Ramadan 2025, warga Gaza ramai mendatangi masjid dan pasar Kota Gaza. Meskipun banyak bangunan yang hancur akibat perang, semangat masyarakat tetap antusias menyambut momen bulan suci Ramadan. Mereka tumpah ruah mendatangi pasar untuk berburu barang seperti makanan, pakaian, dan kebutuhan sehari-hari.

Tradisi menghias rumah dengan pernak-pernik Ramadan juga tetap dilakukan, mulai dari lentera warna-warni hingga spanduk dan bendera Palestina, sebagai simbol harapan di tengah kesulitan.

Semangat Kebersamaan di Tengah Kesulitan

Dalam situasi yang penuh tantangan ini, semangat kebersamaan warga Palestina sangat terlihat. Mereka berkumpul di tengah reruntuhan untuk berbuka puasa bersama, meskipun makanan yang disajikan tidak melimpah. Satu piring makanan dibagi di antara beberapa orang, dan tawa serta canda menghiasi suasana.

“Kami mungkin tidak memiliki banyak, tetapi kami memiliki satu sama lain,” ungkap seorang ibu yang berbuka puasa bersama keluarganya.

Baca Juga  Monumen Tengku Amir Hamzah Kotor dan Rusak, Menko Yusril Kecewa

Proses berbelanja juga menjadi tantangan tersendiri. Kerusakan yang meluas membuat banyak toko tutup, sehingga warga harus berjuang untuk mendapatkan bahan makanan.

Namun, mereka tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan berbuka puasa. Banyak yang memanfaatkan sisa-sisa makanan dari hari sebelumnya dan berbagi dengan tetangga.

“Kami belajar untuk bersyukur atas apa yang kami miliki, sekecil apapun itu,” tambah seorang pemuda yang ikut berbuka puasa di antara reruntuhan.

Doa dan Harapan di Bulan Ramadan

Di tengah puing-puing dan reruntuhan, warga Palestina tidak hanya berbuka puasa, tetapi juga mengadakan doa bersama. Mereka berkumpul di Masjid Omari yang hancur, mengangkat tangan dan berdoa untuk kedamaian. Suasana haru menyelimuti mereka saat mengingat semua yang telah hilang akibat konflik.

Baca Juga  Baksos HUT Bhayangkara ke-77, Kapolri Ingin Kehadiran Polri Dirasakan Masyarakat

“Semoga Allah mendengar doa kami dan memberikan kami kedamaian yang selama ini kami impikan,” ungkap seorang pria paruh baya dengan penuh harapan.Warga juga mengungkapkan kekhawatiran akan masa depan, meskipun gencatan senjata memberikan sedikit ketenangan.

“Kami tahu ini hanya sementara, tetapi kami berharap bisa merayakan Ramadan dengan damai,” kata seorang wanita yang terlihat khawatir. Momen berbuka puasa ini menjadi simbol harapan bagi mereka untuk masa depan yang lebih baik.

Dengan semangat yang tak padam, warga Palestina di Rafah terus menjalani bulan suci Ramadan meskipun di tengah kesulitan.

Mereka menegaskan bahwa kebersamaan dan iman adalah kekuatan utama dalam menghadapi tantangan hidup. Warga bersyukur tidak ada serangan udara yang mengguncang saat berbuka puasa, dan mereka terus berdoa untuk perdamaian yang abadi.(*)
Sumber: merdekacom

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Lainnya

Contact Us