
AXIALNEWS.id | Hukum ibadah kurban adalah wajib bagi yang mampu dan sunnah kafiyah (gugur apabila sudah ada yang menunaikan dalam satu keluarga).
Ibadah kurban dilaksanakan umat muslim pada hari raya Idul Adha atau hari raya haji yang jatuh setiap tanggal 10-13 Zulhijah di setiap tahunnya.
“Barangsiapa yang memiliki kelapangan (harta), sedangkan dia tidak berkurban, janganlah dekat-dekat tempat salat kami.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim)
Maka dari itu, menjelang hari raya Idul Adha memilih hewan kurban yang sehat wajib dilakukan agar benar-benar memenuhi syarat dan sah disembelih.
Hewan yang boleh dikurbankan dalam Islam adalah sapi, kambing, dan unta.
Seperti apa ciri-ciri hewan kurban yang sehat?
Dosen Program Studi Kedokteran Hewan Universitas Padjadjaran, Endang Yuni Setyowati melansir dari laman resmi Universitas Padjajaran (UNPAD) menjelaskan delapan ciri-ciri hewan kurban yang sehat dan pasti sah disembelih.
Ini penjelasan ciri-ciri hewan kurban yang sehat terutama sapi dan kambing yang paling sering dijadikan hewan kurban di Indonesia.
“Jika terdapat hewan sakit atau tampak sakit, maka hewan tersebut tidak boleh disembelih,” dijelaskan Endang.
Apabila ingin menyembelih yang betina, pastikan hewan tersebut sedang tidak mengandung.
Selain ciri-ciri hewan kurban yang sehat nampak dari kondisi fisiknya, perhatikan pula usia hewan kurban tersebut.
Minimal hewan kurban layak dan pasti sah disembelih adalah memiliki batas umur sesuai syariat.
Berikut minimal batas usia hewan kurban:
Keutamaan berkurban Idul Adha adalah dapat meningkatkan ketakwaan, menambah amal kebaikan, syiar agama, tanda bersyukur, hingga upaya mengagungkan hari tasyrik.
Keutamaan berkurban Idul Adha seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Keutamaan berkurban Idul Adha ini seperti yang tercantum dalam QS. Al Maidah ayat 27 yang berbunyi:
“Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertaqwa.”
Dalam keutamaan berkurban Idul Adha ini, Allah akan memberikan pahala yang berlipat-lipat bagi setiap umat Muslim yang menggunakan sebagian hartanya untuk berkuban.
Pada hadis riwayat Ahmad dan Ibnu Majah dikatakan, “pada setiap lembar bulunya itu kita memperoleh satu kebaikan.”
Keutamaan berkurban Idul Adha merupakan upaya syiar agama yang dapat dilakukan oleh setiap umat Muslim.
Dalam keutamaan berkurban Idul Adha ini, umat Muslim yang melaksanakan kurban sudah turut serta menyebarkan pesan atau syiar agama, yaitu tentang kewajiban berkurban yang diperintahkan Allah kepada Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ismail.
Keutamaan berkurban Idul Adha dapat berguna sebagai aksi sosial dan kemanusiaan.
Di sini, keutamaan berkurban Idul Adha yang dilakukan umat muslim setiap tahunnya, menjadi bukti bahwa agama Islam telah mengatur bagaimana menyeimbangkan perekonomian dan aspek kemanusiaan sosial.
Keutamaan berkurban Idul Adha adalah sebagai tanda mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT.
Dalam hal ini, Allah pun telah memerintahkan setiap umat untuk berkurban meskipun sedang dalam tekanan dan serangan oleh kaum kafir.
Dalam sebuah hadis dari Abdullah bin Qurth, Rasulullah saw bersabda tentang keutamaan berkurban Idul Adha:
“Hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari kurban (Idul Adha), kemudian hari al-qarr.” (HR. Abu Daud 1765, Ibnu Khuzaimah 2866, dan disahihkan Al-Albani. Al-A’dzami mengatakan di dalam Ta’liq Shahih Ibn Khuzaimah bahwa sanadnya sahih).
Hari Tasyrik juga disebut hari baik untuk makan dan minum. Keutamaan berkurban Idul Adha di hari Tasyrik tertuang dalam hadis Rasulullah yang berbunyi:
“Hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan banyak mengingat Allah.” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nasa’i).
Setiap muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa memohon kebaikan di dunia dan akhirat kepada Allah SWT.
Doa ini pula yang dibaca Rasulullah SAW, ketika datang hari tasyrik. Dalam hadis keutamaan berkurban Idul Adha yang diriwayatkan dari Annas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda:
“Bahwasanya doa yang paling banyak dibaca Nabi sallallahu alaihi wasallam adalah rabbana aatinaa fi dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzaabannaar.” (HR. Bukhari dan Muslim)*
Sumber: liputan6.com