
AXIALNEWS.id | Keracunan salah satu dugaan kematian seekor gajah liar yang ditemukan telah mulai membusuk di kawasan perkebunan kelapa sawit milik warga yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
Telah dilakukan pemeriksaan awal oleh petugas, Sabtu (5/4/2025) di lokasi penemuan bangkai gajah di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Diketahui hasil dari nekropsi, pengambilan sampel, pengamanan dengan ringkasan: gajah sudah mati sekitar 1 minggu, usia gajah berjenis kelamin jantan, umur perkiraan 10 tahun, dan panjang 200 cm.
Untuk dugaan sebab kematian infeksi luka, dan keracunan (perlu hasil lab untuk verifikasi).
Kondisi kedua bilah gading utuh masing-masing sepanjang 50 cm, diamankan BBKSDASU.
Sebelum dikuburkan, petugas mengambil sampel jaringan dan isi perut untuk uji toksin laboratorium, saat ini sudah dalam proses
pengiriman ke laboratorium.
Sementara berita acara kematian, nekropsi, dan penguburan ditandatangani oleh Kapolsek Besitang, Polhut BBKSDASU, Resort BBTNGL, dokter hewan, dan Manager Kebun PT Rapala yang membantu proses penguburan.
Kepala Bidang KSDA Wilayah I BBKSDASU, Amenson Girsang menjelaskan terjadinya kembali kematian gajah liar di koridor Sumut-Aceh, Kabupaten Langkat merupakan kerugian besar bagi semuanya.
“Seharusnya keberadaan mereka yang
masih exist dapat kita jaga bersama sebagai kebanggaan ekologis keanekaragaman
hayati di ujung sumatera,” harapnya.
Ia juga berterima kasih atas kerjasama para pihak yang telah melakukan respon awal dan penanganan korban gajah.
Baik dari internal Ditjen KSDAE yaitu BBKSDASU dengan Balai Besar TNGL maupun pihak Kepolisian Resort Langkat, SRA, OIC, YSHL, Yayasan Bodhicitta, dan dokter hewan.
“Harapan kami, terhadap perusahaan disekitar kawasan konservasi TNGL sebagai
koridor satwa liar dapat membentuk tim mitigasi konflik satwa liar dan manusia di
setiap perusahaan,” sebutnya.
“Sehingga, ketika ada konflik seperti ini bisa segera terpantau dan dapat membantu penanganan dengan lebih baik,” tambahnya.
Sementara Kepala Balai Besar KSDA Sumut, Novita Kusumawardhani mengatakan BBKSDASU bersama BBTNGL dan pihak terkait akan terus mengupayakan pemantauan terhadap populasi gajah yang tersisa di koridor Sumut-Aceh.
Selain itu, juga akan terus dan mengembangkan mitigasi interaksi negatif antara satwa liar dan manusia yang sangat tinggi di wilayah ini.
“Semoga terus dapat didukung oleh masyarakat, pemegang HGU atau konsesi yang menjadi wilayah jelajah gajah,
maupun masyarakat di sekitar TNGL,” harapnya.
Melakukan sosialisasi mitigasi konflik dan nilai penting keberadaan populasi gajah yang tersisa di koridor Aceh-Sumut agar dapat dijaga bersama kepada kelompok masyarakat dan dunia usaha berbasis lahan di home range gajah koridor Sumut-Aceh.
Pemantauan terhadap kelompok-kelompok gajah maupun jantan soliter yang masih exist di koridor Sumut-Aceh, termasuk pergerakan tahunan dan harian dengan pemanfaatan teknologi.
Meneruskan pengembangan mitigasi konflik berbasis masyarakat lokal oleh BBTNGL dan
BBKSDASU bersama para mitra. Untuk proses litigasi atau non litigasi diputuskan setelah hasil ujilab kematian gajah diperoleh.(*)
Editor: Riyan