
AXIALNEWS.id | Begitu dahaganya M Darwis Sinulingga melihat masa depan jurnalistik di Kabupaten Langkat.
Darwis ingin, api jurnalistik sekejap pun tak boleh padam dari bumi bertuah. Hingga membuatnya sibuk menyelenggarakan sosialisasi tentang Pers.
Baik ke internal wartawan, bahkan ke masyarakat umum dan generasi bangsa tingkat SLTA.
Ungkapan H Affan Bey Hutasuhut, Wartawan Majalah TEMPO 2087-1994, ketika mendengar kabar Darwis kali keduanya kembali terpilih sebagai Ketua PWI Langkat periode 2023-2026 pada Kongres di Hotel Grand Stabat, Selasa (12/12/23).
“Wis, selamat terpilih kembali menjadi Ketua PWI Langkat. Semoga Tuhan senantiasa menuntun dan menjagamu agar tetap kukuh sebagai hamba yang selalu berbuat atas kehendak-NYA,” ujar Affan dari hati, setelah mendengar kabar bahagia itu.
Tidak mudah untuk meraih kepercayaan kedua kalinya memimpin organisasi wartawan ini, jika sosok yang diamanahkan belum teruji sebagai jurnalis yang sarat pengalaman, kaya gagasan, kreatif sebagai managerial dan lainnya.
Menurutnya, sejumlah anggota PWI di Langkat melihat kemampuan ini ada pada sosok Darwis. Dan kelebihan ini hanya bisa dicapai dengan kerja keras dan berserah diri pada Tuhan.
Di kisahkan Affan, proses perjalanan Darwis menempuh jalan kesuksesan ini memang tidak mudah. Ia harus menapak di jalan penuh liku, mendaki bukit yang terjal, saat memulai karir jurnalistiknya pada tahun 2001 di Majalah Pro Kontra.
Setahun kemudian beralih ke Harian Perintis terbitan Jakarta, lalu di tahun 2023 pindah ke Harian Sore Garuda.
Pada masa itu gaji wartawan sangatlah minim. Kadang ia sering merenung ketika diundang pejabat makan di restoran mewah, sementara anak dan istrinya makan seadanya di rumah.
Tapi ia tetap memilih bertahan. Sebab sedari awal ia sudah menyadari tugas seorang jurnalis memang berat, bahkan tantangan maut pun menjadi hal yang tidak aneh di masa itu.
Dan itu sudah berkali-kali dialami oleh wartawan kelahiran Binjai ini. Itu semua terjadi akibat pemberitaan Darwis tidak kenal kompromi.
Pengalaman paling seram dan nyaris merenggut nyawanya saat ayah tiga anak ini menjadi wartawan Harian Posmetro Medan tahun 2005.
Karena kencangnya pemberitaan terbunuhnya seorang ibu di kawasan Padang Tualang, ada yang murka dan mulai menteror Darwis agar menghentikan pemberitaan itu, sekitar 10 tahun silam.
Karena Darwis tidak meladeni, akibatnya fatal. Tiba-tiba saat dalam perjalanan peliputan dadanya perih dan ia merasakan sesak napas yang berat. Sampai-sampai Darwis merasakan maut akan menjemputnya.
Meski sudah dirawat berkali-kali dirawat tapi, ‘serangan’ ini tak juga sembuh sehingga membuatnya bolak-balik mendapatkan perawatan di sejumlah rumah sakit.
Demikian pun, Darwis tak putus asa dan terus berserah diri pada Allah SWT. Alhamdulillah, kini Darwis sudah bisa aktif baik sebagai wartawan maupun sebagai pemilik Harian Metro Langkat dan kini berganti menjadi media online metrolangkat-binjai.com dan telisik.net.
Ia bahkan mampu melaksanakan beragam agenda PWI yang boleh dibilang banyak menguras tenaga, pikiran, dan dana. Diantaranya melakukan seminar tentang jurnalistik di Bukit Lawang, menyambangi sejumlah tempat menyerahkan bantuan sembako.
Kepeduliannya kepada perkembangan jurnalistik bukan hanya dilakukan pada internal PWI. Tapi juga rajin menyambangi sejumlah sekolah SMA dan SMK untuk memberikan pemahaman dunia jurnalistik, seraya menyerukan agar para siswa ini rajin menulis meskipun kontennya dalam skala kecil.(*)