
AXIALNEWS.id | Puluhan pengungsi Rohingya di Gedung Nasional Tanjungpura Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara kabur.
Awalnya 62 imigran yang mengungsi, kini warga asal Myanmar tersebut tinggal 31 orang, jumlahnya berkurang separuh.
Kabar beredar, ada keterlibatan mafia perdagangan orang (Human Trafficking) yang memfasilitasi pelarian puluhan imigran dari Langkat.
Dijelaskan narasumber (narsum), untuk setiap warga Rohingya yang berhasil dikeluarkan, dibiayai Rp 5 juta sampai Rp 10 juta. Cukongnya (bos) disebut orang dari Malaysia.
“Nanti ada yang jemput di dekat Gedung Nasional. Biasanya, tengah malam atau dini hari mereka dijemput,” tutur narsum, Rabu (30/10/24) sore, sembari meminta hak tolaknya.
Setelah dijemput dari sekitaran Gedung Juang Tanjungpura, para pengungsi Rohingya dibawa ke Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD).
Tempatnya sudah ditentukan oleh cukong yang melakukan kordinasi lewat seluler.
“Pengungsi Rohingya yang mau dilarikan sesuai pesanan cukong, kordinasinya melalui HP (handphone) penjaga di Gedung Nasional. Nanti si cukong meminta rekening bank untuk melakukan transaksi,” ungkap narsum.
“Sekarang ini totalnya sudah 30-an lah yang kabur. Herannya lagi, dari mana mereka bisa komunikasi dengan orang dari negeri sebelah,” beber narsum.
Di lokasi Gedung Juang di Kelurahan Pekan Tanjungpura, Kecamatan Tanjungpura, Langkat kini hanya tersisa 31 pengungsi Rohingya. Lelaki dewasa mendominasi tempat penampungan tersebut.
Dari hasil dialog dengan Amin, salah seorang pengungsi di sana, dalam kurun Oktober 2024 ini sudah eman (6) orang yang melarikan diri.
Pada 7 Oktober 2024 ada dua (2) orang yang melarikan diri, untuk 11 Oktober ini satu (1) orang lagi meninggalkan tempat pengusian.
“Tanggal 18 ada tiga orang keluar. Dua orang perempuan. Tidak tahu (perginya kemana),” kata Amin dengan bahasa Indonesia seadanya.
Sembari menerangkan bahwa rekannya bernama Jabir juga sudah kabur dalam bulan Oktober ini.
Mereka berharap agar United Nations Commissioner for Refugees (UNHCR) bisa mengembalikan mereka ke kampung halamannya.
Para pengungsi pencari suaka ini berharap tidak lagi terombang ambing di negeri yang asing bagi mereka.
Perginya puluhan pengungsi Rohingya dari Gedung Nasional Tanjungpura, kontras dengan dugaan keterlibatan mafia.
Lancarnya komunikasi antara pengungsi dengan cukong di negeri jiran, patut dicurigai adanya keterlibatan oknum-oknum tertentu.(*)
Sumber: posmetromedan
Editor: Riyan