AXIALNEWS.id — [dibaca: eksil nius] — Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat menggelar seminar sehari dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 tahun, di Ruang Pola Kantor Bupati Langkat, Stabat, Rabu (23/11/2022). HKN diperingati setiap tahunannya pada 12 November.
Seminar ini dibuka Plt Kadis Kesehatan Langkat, dr Juliana MM melalui Sekdis Kesehatan Langkat, H Muhammad Ansari MKes bertema “optimalisasi peran tenaga kesehatan dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Langkat”.
Koordinator Panitia, Dahlia Rosa selaku Sub Kordinator Yankes Rujukan Dinkes Langkat menjelaskan pada laporannya, seminar terlaksana atas kerjasama dan dukungan dari 32 Puskesmas se Kabupaten Langkat dan Klinik bersalin. Juga organisasi profesi kesehatan di Langkat, yaitu Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), dan Persatuan Perawatan Nasional Indonesia (PPNI).
Serta tujuh (7) Rumah Sakit rujukan, yakni RSUD Tanjungpura, RSU PTPN 2 Tanjung Selamat, RSU Putri Bidadari, RSU Mahkota Bidadari, RSU Delia, RSU Wampu Norita, dan RSU Pertamina Pangkalan Brandan.
Dahlia mengatakan pihaknya sangat berharap seminar dapat menambah pengetahuan dan semangat bersama Tenaga Kesehatan (Nakes) di Langkat untuk bersama berkomitmen menekan angkah stunting.
Selanjutnya, Sekdis Kesehatan Langkat, H Muhammad Ansari MKes menargetkan angka stunting di Langkat turun 18 persen atau minimal 20 persen pada tahun 2023. Saat ini angkah stunting di Langkat masih 24 persen. Meski angkah itu sudah jauh menurun dari tahun sebelumnya 30 pesen lebih, tidak membuat Nakes cepat puas. Sebab WHO dan pemerintah meminta angkah stunting minimal harus 20 persen.
“Hasil surve SDGI dari Puskesmas di Kecamatan, angkah stunting di Langkat masih 24 persen, tahun depan kita targetkan turun keangkah 20 persen,” inginnya.
Untuk itu, dirinya ingin ilmu dan pengetahuan baru dari seminar dapat menambah wawasan Nakes di Langkat untuk penekan angkah stunting.
“Saya harap peserta serius mendengarkan penjelasan narasumber, agar materinya dapat dipahami secara baik dan mampu diimplementasi ke masyarakat untuk menurunkan angkah stunting,” imbuhnya.
Peserta seminar ini adalah para Nakes dari organisasi profesi kesehatan, Puskesmas, Klinik bersalin, dan rumah sakit. Sebagai moderat dr Irsyam Risdawati MKes.
Seminar menghadirkan narasumber dr Abdul Gafur MKed (OG) Sp OG dengan materi memahami janin kecil sebagai penyebab stunting. Serta Sekdis Kesehatan Langkat, H Muhammad Ansari MKes dengan materi kebijakan upaya kesehatan gizi masyarakat di Kabupaten Langkat.
Narsum pertama, Abdul Gafur mengatakan stunting akibat kekurangan asupan gizi. Membuat anak mengalami tubuh kerdil, tingginya tidak normal seperti anak lain diusianya.
Anak terdampak stunting, memiliki efek kesehatan jangka panjang dan pendek. Jangka pendek, anak penderita stunting mudah sakit, fisik lemah, IQ lemah dan rentan meninggal. Sedangkan jangka panjang, saat memasuki usia dewasa mudah terserang sakit jantung, ginjal, leper dan sakit lainnya.
“Akhirnya stunting bukan hanya berdampak pada kesehatan, juga berdampak pada ekonomi. Sebab karena sering sakit, akhirnya sering masuk rumah sakit untuk berobat. Tentu banyak mengeluarkan biaya dan membuat ekonomi keluarga tidak baik,” jelasnya.
Narsum kedua, Ansari menyampaikan lima paket layanan pokok menjadi konsentrasinya dalam menyelesaikan stunting di Indonesia, termasuk Langkat.