Tak Ada Masker Pernafasan – APD dan Mobil Pemadam Kurang, Alasan Relevan Bupati Evaluasi Damkar Langkat

Keceriaan Bupati Langkat Syah Afandin bersama puluhan anak – anak generasi bangsa disela penyerahan kunci bedah rumah warga Desa Tapak Kuda, Kecamatan Tanjungpura, Jumat (25/4/25). (axialnews)
Iklan Pemilu

AXIALNEWS.id | Dua tahun kepemimpinan Dameka Putra Singarimbun sebagai Kasatpol PP Langkat dinilai tak mampu memajukan fasilitas unit pemadam kebakaran (damkar).

Tepatnya setelah Dameka dilantik sebagai Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Kabupaten Langkat pada Jumat 17 Februari 2023 lalu.

Pemkab Langkat memiliki banyak pejabat eselon lainnya diyakini berdedikasi dan mampu membenahi damkar lewat inovasi pengelolaan dan penataan keuangan lebih jelih melihat fokus prioritas belanja keperluan.

Keberadaan tim damkar dengan berbagai fasilitas pendukungnya wajib tersedia sebagai upaya pemerintah daerah mewujudkan pelayanan dasar perlindungan kebakaran sesuai UU No 23 tahun 2014.

BERITA TERKAIT:
Kebakaran Bahorok, Damkar Pemkab Langkat Langgar SPM 15 Menit Sampai Lokasi Sejak Terima Laporan

Kebakaran Bahorok, Jarak Tempuh Penyebab Utama Keterlambatan Damkar

Lelucon Negeri Bertuah, Bayar TPP Belasan Miliar Per Bulan Tapi Tak Mampu Tambah Armada Damkar

Berikut sejumlah alasan relevan perlu diketahui Bupati Langkat sebagai langkah pasti melakukan evaluasi untuk kemajuan damkar Langkat.

Pertama, dua tahun kepemimpinan Dameka Putra Singarimbun belum ada menyediakan fasilitas masker pernapasan untuk digunakan petugas damkar yang khusus dipakai saat memadamkan api (self contained breathing apparatus/SCBA atau respirator).

Penggunaan SCBA wajib dan merupakan SOP harus dimiliki petugas damkar saat melakukan pemadaman kebakaran dengan tujuan keselamatan jiwa.

Baca Juga  Pj Bupati Langkat Apresiasi dr Agus Salim Sebagai Nakes Teladan Nasional

SCBA selain melindungi mata juga menghindari asap berbahaya dan bahan kimia lainnya yang bisa menyebabkan iritasi paru-paru, gagal napas dan cardiac arrest (jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba) hingga mengakibatkan kematian.

BERITA TERKAIT:
Rencana 1 Mobil Damkar Standby di Bahorok, Solusi Bijak Berpotensi Munculkan Kecemburuan Publik

Langkat Butuh 23 Mobil Damkar untuk Terapkan SPM 15 Menit sampai Lokasi Kebakaran

Estimasi Biaya Pengadaan 18 Mobil Damkar Langkat Rp 36 Miliar, 1 Kecamatan – 1 Unit Siaga

Contohnya adalah Martin Panjaitan, juru padam pada UPT Damkar Cimanggis Kota Depok, meninggal dunia usai memadamkan kebakaran Pasar Cisalak, Cimanggis, Kota Depok, Jumat (18/10/2024) lalu, akibat tanpa mengenakan SCBA.

Hasil pemeriksaan tim medis, Martin Panjaitan meninggal akibat terlalu banyak menghirup asap hingga sebabkan gagal napas dan cardiac arrest.

Baca selengkapnya disini

Kedua, Alat Perlindungan Diri (APD) tim damkar Pemkab Langkat dinilai jumlahnya kurang di dua tahun kepemimpinan Dameka Putra Singarimbun, menyebabkan kekecewaan di internal tim damkar. Kekecewaan petugas menjadi buah bibir dan keluhan.

APD merupakan SOP yang wajib dimiliki tim damkar sebagai atribut keselamatan jiwa saat menjalankan tugas memadamkan kebakaran. APD juga bagian dari upaya K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) serta piranti/pelindung dasar untuk petugas pemadam kebakaran.

BERITA TERKAIT:
Tanpa Masker Pernapasan, Petugas Damkar Langkat Bertaruh Nyawa Padamkan Kebakaran

Jumlah APD Kurang, Kekecewaan Tim Damkar Langkat Menjadi Api Dalam Sekam

Jemput Bola! Ini Kabar Gembira dari Penang Malaysia Soal Mobil & APD Damkar Langkat

Perlengkapan APD dimaksud adalah Helm Keselamatan, Sarung Tangan Tahan Panas, Sepatu Pemadam Kebakaran, Pakaian (baju dan celana) Pelindung Khusus.

Baca Juga  Aktif Lindungi Pekerja Rentan, Pj Bupati Langkat Terima Penghargaan Apresiasi

Informasinya APD yang layak dipakai jumlahnya hanya 27 APD untuk dikenakan 80 lebih petugas damkar secara bergantian dari empat pos pelayanan yang berada di 4 kecamatan.

Baca selengkapnya disini

Ketiga, dua tahun kepemimpinan Dameka Putra Singarimbun mobil damkar Langkat tidak pernah bertambah, masih berjumlah 5 unit sejak sepuluh tahun lebih.

Alasannya, usulan penambahan satu unit mobil damkar di setiap tahunannya tidak pernah diloloskan TAPD.

“Kita pengusulan unit damkar tiap tahun.
Tidak lolos di TAPD mungkin pertimbangan kurangnya anggaran karena ada yang lebih prioritas atau efesiensi anggaran,” ungkap Dameka belum lama ini.

Baca selengkapnya disini

Keberadaan 5 unit mobil damkar jauh dari kata cukup untuk menerapkan SPM 15 menit sampai lokasi kebakaran setelah menerima laporan.

BERITA TERKAIT:
TAPD Langkat Tak Pernah Loloskan Usulan Penambahan Mobil Damkar

Lebih Kecil 103,65 Kali Lipat dari Langkat, Tanjungbalai Miliki 8 Mobil Damkar

Jika dibandingkan, Pemko Tanjungbalai telah memiliki 8 unit mobil damkar meski hanya miliki 31 kelurahan dari 6 kecamatan dengan jumlah penduduk 186.150 jiwa (data 2024).

Baca Juga  Sambut Kepulangan Jamaah Haji Kloter 7, Afandin Bagikan 385 Nasi Bungkus

Luas wilayahnya 60,52 km² atau sekitar 103,65 kali lipat lebih kecil dari luas wilayah Langkat.

Postur belanja daerah Pemko Tanjungbalai dalam APBD 2025 ditetapkan hanya Rp 717,65 Miliar.

Lalu dibandingkan Pemko Binjai sejak beberapa tahun lalu sudah memiliki fasiltas 7 mobil damkar terdiri dari 4 unit mobil pendobrak (memadamkan api), 2 unit mobil suplai air, dan 1 unit mobil tangga.

Kota Binjai terdiri 37 kelurahan dari 5 kecamatan dengan jumlah penduduk 312.618 jiwa (data 2024). Luas wilayah Kota Binjai berupa daratan seluas 90,23 km2 atau 69,5 kali lipat lebih kecil dari luas Langkat.

APBD Kota Binjai 2025 sebesar Rp 1.023.000.000.000 (Rp 1,023 Triliun).

Sementara Langkat hanya memiliki 5 unit mobil damkar padahal memiliki 240 desa dan 37 kelurahan dari 23 kecamatan dengan jumlah penduduk 1.109.248 jiwa (data 2024) dan luas wilayahnya 6.273,29 km².

APBD Langkat 2025 sebesar Rp 2.121.784.461.943 (Rp 2,1 Triliun lebih).
Editor: Riyan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Lainnya

Contact Us