
AXIALNEWS.id — [dibaca: eksil nius] — Prodi Ilmu Administrasi Publik Universitas Medan Area (UMA) bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) wilayah Sumatera Utara melaksanakan webinar Gema Ngopi dengan topik “Biasa Untuk Kita, Luar Biasa Untuk Orang Lain” .
Acara Webinar ini diselenggarakan melalui aplikasi Zoom Meeting, dihadiri 102 kalangan mahasiswa yang tergabung pada GenBI (Generasi Baru Indonesia).
Webinar Gema Ngopi atau GenBI UMA Ngobrol Inspirasi ini dibuka perwakilan Bank Indonesia wilayah Sumut, Poltak Sitanggang. Dilanjutkan pemberian materi oleh Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Publik UMA, Marlina Deliana SAB MAB.
Webinar ini dilaksanakan selama kurun waktu 45 menit dan setelahnya dilakukan sesi tanya jawab atau diskusi dengan peserta webinar, pada Jum’at 12 Agustus 2022, dimulai pukul 09.00 WIB.
Poltak Sitanggang menjelaskan webinar ditujukan kepada mahasiswa yang tergabung dalam GenBI. Generasi Baru Indonesia (GenBI) merupakan komunitas yang terdiri dari mahasiswa penerima beasiswa Bank Indonesia yang berada di bawah naungan Bank Indonesia.
Webinar bertujuan melatih mahasiswa agar dapat menumbuhkan rasa simpati dan empati terhadap lingkungan sekitarnya, menghargai suatu kesempatan yang ada, dan menganggap tantangan sebagai suatu kesempatan akan semakin mengembangkan kemampuan yang dimiliki sebagai modal untuk sukses.
“Dengan adanya kegiatan ini semoga bisa menjadikan mahasiswa merubah pola pikir dan kebiasaan. Bagaimana dari hal kebiasaan yang kecil bisa menjadi kebaikan karena menjadi kebiasaan yang selalu dijalankan,” ucap Poltak Sitanggang.
Sementara Marlina Deliana meyakini kegiatan ini mampu merubah pola pikir dan sudut pandang mahasiswa menjadi kreatif. Sehingga mahasiswa memiliki peran penting dalam perubahan di masyarakat, serta dapat meraih kesempatan dalam tantangan dimasa depan.
“Bahwa sikap dan perilaku dipengaruhi oleh pola pikir. Bagaimana cara kita berpikir akan membentuk sikap dan perilaku, sehingga akan berguna dalam mencapai kesuksesan. Orang yang punya pola pikir fixed mindset cenderung kaku dan sulit berkembang,” terang Marlina Deliana.(*)